Kehamilan

KEHAMILAN RISIKO TINGGI

Pengertian Kehamilan Risiko Tinggi

Kehamilan merupakan masa yang penting dalam kehidupan wanita karena ibu hamil mengalami pengalaman pada perubahan fisik, mental dan sosial. Kehamilan dengan risiko dapat menyebabkan perubahan pada suasana hati, masalah mental dan sosial, seperti gelisah, takut, hilang kendali, kecacatan , kemarahan dan kecemasan. Fokus utama pemeriksaan kehamilan adalah menemukan sejak awal risiko pada kehamilan untuk mencegah komplikasi saat persalinan. Kehamilan risiko tinggi adalah kondisi kehamilan yang terdapat potensi risiko pada ibu dan janin. Mengetahui dan penilaian terhadap risiko pada kehamilan adalah komponen kunci pada pemeriksaan kehamilan dan sebagai dasar dalam meningkatkan kesehatan pada ibu dan bayi.

Beberapa kondisi  ibu hamil yang memiliki risiko yaitu

  1. Ibu yang Hamil pertama kali berusia kurang dari 20 tahun. Beberapa risiko yang mungkin timbul dari kehamilan remaja yaitu kemungkinan bayi lahir dengan berat yang rendah, lahir prematur (belum cukup bulan), anemia (kadar zat besi rendah), tekanan darah tinggi/ keracunan kehamilan (preeklamsi).
  2. Umur ibu lebih dari 35 tahun. Risiko yang sering terjadi adalah diabetes (kencing manis ) dalam kehamilan, meningkatnya operasi sesar, peningkatan induksi (percepatan) persalinan, posisi janin sungsang, hipertensi dalam kehamilan
  3. Ibu baru hamil setelah perkawinan selama 4 tahun
  4. Hamil dengan jarak lebih dari 5 tahun dari kehamilan sebelumnya. Jarak yang panjang dalam kehamilan dapat menyebabkan angka kesakitan ibu antara lain keracunan kehamilan (preeklamsi), demam saat persalinan, dan perdarahan nifas. Kondisi sistem reproduksi ibu kembali seperti wanita yang pertama kali melahirkan
  5. Jarak kehamilan terlalu dekat yaitu kurang dari 2 tahun. Kondisi rahim belum pulih dari hamil sebelumnya, sehingga dapat menimbulkan masalah kehamilan dan persalinannya
  6. Terlalu banyak anak, 4 anak atau lebih. Kehamilan lebih dari tiga kali memiliki risiko jika tidak segera ditanggulangi , yaitu perdarahan, anak lahir dengan berat lahir yang rendah dan  operasi sesar. Hal ini dikarenakan fungsi uterus semakin menurun dengan menuanya organ-organ ibu hamil dikarenakan usia.
  7. Tinggi badan Ibu kurang dari 145 cm. Diperkirakan terjadi risiko persalinan sulit, atau macet, dan tidak seimbangnya antara panggul ibu dan kepala janin.
  8. Pernah mengalami keguguran
  9. Pernah operasi sesar
  10. Riwayat persalinan dengan tindakan seperti vakum, plasenta dilahirkan secara manual, diberikan transfusi darah
  11. Ibu hamil dengan Kurang darah (anemia). Anemia pada kehamilan biasanya dikarenakan kekurangan zat besi, folat, vitamin A dan B12.  Kondisi ini bisa menyebabkan keadaan lemah, menurunnya fungsi imun (ketahanan ), meningkatnya risiko penyakit jantung, dan bayi berat lahir rendah, dan mengarah ke resiko stunting pada anak-anak. Diagnosis didasarkan pada kadar HB kurang dari 11 gr/dl pada umur kehamilan 1-12 minggu dan lebih dari 28 minggu sampai 40 minggu, dan kurang dari 10,5 gr/dl pada usia kehamilan 13 minggu-28 minggu.
  12. Ibu hamil dengan Malaria. Infeksi malaria pada kehamilan bisa menyebabkan anemia pada ibu hamil, masalah pada plasenta,  berat bayi lahir rendah,  kesakitan dan kematian bayi
  13. Ibu hamil dengan TBC Paru. Penyakit ini ditandai dengan batuk berdahak 2-3 minggu atau lebih, dan dapat menular melalui udara ketika batuk, bersin. Pada kehamilan dapat menyebabkan anemia, gawat janin, kelahiran prematur, berat badan lahir rendah
  14. Ibu hamil dengan Kencing Manis (diabetes). Kencing manis dalam kehamilan dapat menyebabkan risiko pada janin yaitu kelainan cacat bawaan janin, pertumbuhan janin berlebihan.
  15. Ibu hamil dengan Payah Jantung. Penyakit jantung dalam kehamilan bisa menyebabkan komplikasi pada organ hati, ginjal dan otak. Hal ini juga menyebabkan gagal jantung. Penyakit yang terkait yaitu diabetes mellitus, tekanan darah tinggi, keracunan kehamilan.
  16. Ibu hamil dengan Penyakit menular seksual. Pemeriksaan penyakit menular seksual seperti HIV/ AIDS, sifilis, gonorrhe. Keadaan ini dapat menyebabkan keguguran, lahir mati, kelahiran prematur, berat badan lahir rendah dan penularan HIV dari ibu ke anak.
  17. Tekanan darah tinggi, kadang disertai bengkak pada muka, tangan, tungkai. Keadaan ini ditandai dengan tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg. Risiko yang mungkin terjadi adalah serangan jantung, payah jantung dan ginjal. Janin mengalami hambatan transfer oksigen yang kurang, prematur, kematian bayi.
  18. Keracunan kehamilan/ preeklamsia terjadi dengan adanya kenaikan tekanan darah, bengkak dan pemeriksaan laboratorium terdapat protein pada urin. Jika keadaan ini disertai kejang ddisebut eklamsia.
  19. Hamil kembar 2 atau lebih. Kehamilan kembar dapat beresiko pada ibu seperti hipertensi, peningkatan biaya kesehatan, pada janin terjadi bayi dengan berat kecil pada usia kehamilannya.
  20. Hamil kembar air atau hidramnion. Air ketuban yang sangat banyak menyebabkan risiko pada ibu yaitu ketuban pecah sebelum waktunya, kelainan letak janin, perdarahan nifas, kencing manis, hipertensi dan infeksi saluran kemih.
  21. Bayi mati dalam kandungan. Kematian janin dalam kandungan menyebabkan komplikasi saat persalinan, hipertensi, diabetes, infeksi, kelainan bawaan sejak dalam kandungan, kehamilan lebih dari 40 minggu, dan plasenta mengalami masalah.
  22. Kehamilan lebih bulan. Kehamilan lebih bulan yaitu kehamilan melebihi 294 hari dari kehamilan. Risiko kehamilan lebih bulan ini yaitu peningkatan operasi sesar, perdarahan masa nifas, dan hambatan persalinan.
  23. Posisi janin dengan Letak sungsang. Pada kondisi ini bagian janin yang berada di bawah adalah bokong, dan yang di atas adalah kepala. Komplikasi pada janin yaitu kemungkinan tali pusat keluar terlebih dulu daripada janin, kematian janin, kepala macet saat persalinan, tidak bisa bernafas spontan. Sedang pada ibu kemungkinan terjadi peningkatan operasi sesar, robekan jalan lahir, infeksi rahim setelah persalinan.
  24. Letak lintang. Letak janin melintang yaitu panjang janin teraba melintang, tidak teraba bagian pada bagian bawah. Hal ini meningkatkan kejadian operasi sesar, ketuban pecah sebelum waktunya, kematian pada janin.
  25. Perdarahan dalam kehamilan. Perdarahan pada kehamilan muda mengarah pada kondisi hamil anggur, hamil di luar kandungan yang terganggu, Sedangkan sebelum 22 minggu dapat diperkirakan ke arah keguguran. Pada kehamilan lebih dari 22 minggu jika terjadi perdarahan tanpa rasa nyeri dapat terjadi keadaan plasenta yang menempel di bagian bawah rahim. Jika perdarahan disertai nyeri hebat, perut tegang kemungkinan terjadi pelepasan plasenta (ari-ari) sebelum waktunya.

 

Tinggalkan Balasan